Miftahussholihin.com
by: Mz
by: Mz
Indahnya bulan Ramadhan, begitu terasa di negara kita, karena memang mayoritas negara kita beragama Islam, dan sekaligus jadi kebangggaan tersendiri karena teryata negara Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar sejagat raya. .. hehe.. hebat kan? walupun bukan negara Islam tapi ruh-ruh keislaman menjadi pondasi berdirinya negara Indonesia, jadi jangan cuma diukur dan di lihat cassingnya aja dong...hu hu.
Nuansa-nuansa indahnya ramadhan yang indah itu bisa kita nikmati dengan keterpaduan budaya dan tradisi yang unik di negara kita, misalnya ada acara mudik menjelang lebaran, yang selalu menjadi rutinitas yang kaya makna, terus ada lagi istilah ngaji pasaran, yaitu ngaji yang memang khusus pada bulan Ramadhan, biasanya yang ngjai bukan hanya anak-anak yang mukim/ bertempat di pesantren saja, tetapi juga mereka masyarakat yang ingin menimba ilmu di pesantren di bulan Ramadhan, karena kebanyakan mereka biasanya masyarakat yang sudah berkeluarga (menikah) atau mereka yang mempunyai kesibukan lain yang tidak memungkinkan untuk tinggal/ mondok di pesantren, ini seperi di pondok Miftahussholihin yang pada ramadhan kali ini justru mengadakan pengajian yambu'a, yambu'a yaitu salah satu metode pembelajaran Al-Qur'an. dan juga acara televisi yang ikut-ikutan nimbrung, hehe, jadi semua tayangan televisi dibuat meramadhan gitu. mulai ada ustadz dadakan dan program-program yang lucu dan wagu.. hehe malah menggunjing nich..maaf- maaf.
Tapi kalau kita sejenak menengok saudara-saudara kita yang sedang menjalani ramadhan di negeri tetangga (mereka yang menjadi TKI dan TKW) rasanya gimana ya? wah gak bisa bayangin,,hal ini juga yang seharusnya menjadi renungan bersama masyarakat dan pemerintah, terutama pemerintah harus bisa menghormati pahlawan-pahlawanya (pahlawan devisa) karena selama ini nasib-nasib mereka kurang diperhatikan secara serius oleh pemerintah..emang gak tau diuntung ni pemerintah.. hehee..jual warganya dengan banggga!!!
Ramadhan kan moment-moment yang indah buat berkumpul dengan keuarga, tapi tak bisa dinikmati oleh mereka-mereka itu. ehe..selain mereka yang tak bisa menikmati ramdhan bersama keluarga juga masih banyak lagi lho yang tak disebutkan disini, seperti mereka yang sedang belajar di negeri orang, mereka yang sedang bertugas kenegaraan dan sebagainya..
eh malah hampir lupa, ternyata saya pribadi juga sedang mengalami nich. dan menengok kabar temen-temen yang lagi dipondok pesantren.. ha ha, saya baru nyadar ternyata saya juga mengalami hal yang sama, cuma nuansanya agak berbeda, karena kita-kita yang dipondok mengalaminya hal serupa dengan berjamaah, jadi gak terasa rindu yang sangat.
karena biasanya kalau sudah menjelang Ramadhan kita-kita akan balik ke kampung halaman, hehe, ikut-ikutan mudik!
tapi ada juga yang idul fitri besok ini bercita-cita tidak mudik ke kampung halaman, terutama temen-temen yang jauh rumahnya, dan juga yang jadi petugas piket ndalem saaat lebaran nanti..misal saya punya temen, namanya kang bowo, dia aslinya Jambi, lebaran-lebaran yang lampau dia tidak pulang ke kampung halaman, karena selain rumahnya jauh dia kan santri yang taat dan istiqomah, jadi saat-saat lebaran justru dianya mengabdikan dirinya untuk pesantren.. hebat kan??
menikmati lebaran dipesantren juga ada nuansa indah tersendiri, tapi kalau mendengar Takbir berkumandang jadi inget keluarga. hee hee..emm saat-saat seperti itu, aku pasti akan sangat merindukan kelak ketika itu sudah tiada lagi, dan mungkin hanya tinggal bisa mengenang, baru kusadari kalau teryata semua punya waktu dan saatnya..keindahan dan kerinduan akan tercipta dengan hati, tak perlu sesali yang telah lalu. kita kelak akan hadapi kehidupan yang terkadang memberikan tawaran yang bukan jadi pilihan kita, tapi itulah hidup!!
he hee.. malah curhat ni, padahal tadinya mau nulis tentang Ramadhan di negeri jepang eh malah kaburnya jadi curhat,, hehe,
jadi bingung ni kasih judul postingan apa??? tapi yang jelas kalau judulnya berbeda dengan isinya pembaca jangan pada protes ya.. ha haa.. met berpuasa!!
0 komentar:
Posting Komentar